ASAL USUL BAHASA ARAB Al-Qur'an
sebagai kitab Allah merupakan sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam, dan berfungsi sebagai garda depan bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Oleh karena itu umat Islam harus mempelajari dengan baik.
Proses
memahami makna dan kata-kata al-Qur'an sangat erat kaitannya dengan salah satu
ilmu pengetahuan di antara sekian banyak ilmu yaitu ilmu bahasa Arab.[Untuk membuka pintu khasanah dari al-Qur'an, maka salah satu titik kunci yang
dapat diperankan adalah dengan ilmu
bahasa Arab. Ini dijadikan sebagai kerangka dasar untuk memahami al-Qur'an.
Bahasa
Arab sebagai salah satu bahasa internasional
juga telah menjadi bahasa agama yang pada gilirannya menjadi bahasa pemersatu bagi umat Islam dengan melalui
proses yang panjang. Bahasa Arab juga memiliki fungsi istimewa dari
bahasa-bahasa lainnya, bukan saja bahasa Arab memiliki nilai sastra bermutu
tinggi bagi mereka yang mengetahui dan mendalami, akan tetapi bahasa Arab
ditakdirkan sebagai bahasa al-Qur'an yakni mengkomunikasikan kalam Allah yang
di dalamnya mengandung uslub bahasa yang sungguh mengagumkan manusia. manusia
tidak seorangpun mampu menandinginya.Karena memang bahasa Arab ditakdirkan sebagai bahasa agama bersumber dari kitab
suci al-Qur'an.
Sejak bahasa Arab yang tertuan dalam al-Qur'an
digunakan hingga kini, semua pengamat baik Barat maupun muslim Arab
menganggapnya sebagai bahasa yang memiliki standar ketinggian dan keelokan
lingguistik yang tertinggi yang tiada taranya (the supremen standar of
linguistic excelence and beauty) dan hal ini berdampak pada munculnya
sprioritas sastra,Terutama setelah pemikir-pemikir Barat (khusus melakukan kajian-kajian ketimuran,
yang biasa disebut orientalis) mulai mengemukakan pemikirannya terhadap
Islam.Tentu saja dengan beragam motif mempelajarinya, maka usaha-usaha untuk
mempermudah mempelajari dan mempublikasikan sebagai bahasa asing dari luar
mulai digunakan.
Hal ini terbukti mulai perwujudannya oleh
bangsa-bangsa maju seperti sebahagian orang Amerika dan Eropa. Mereka
benar-benar mempelajari bahasa Arab karena dengan alat tersebut dapat dijalin
hubungan dan kerjasama ekonomi yang sangat menguntungkan dengan bangsa-bangsa
Timur Tengah yang kaya petro dolar itu.
Seorang sarjana ahli bahasa yang terkenal, A. L.
Schioser (wafat tahun 1781 M) menjelaskan bahasa Arab adalah termasuk
rumpun bahasa semit dan menjelan abad ketiga Masehi, bahasa Arab berkembang
menjadi bahasa yang sempurna.
Melacak asal usul bahasa Arab, pertumbuhan dan
pembagianya secara jelas dapat dilihat bahwa bahasa Arab mengalami kemunduran
dengan banyaknya bahasa Arab (dialek) yang telah punah dan hanya dapat
diketahui melalui pahatan-pahatan atau lebih dikenal dengan al-Arabiyah
al-Nuqusy dalam tulisan ini dapat juga dilihat kemajuan bahasa Arab dalam
prosesnya yang cemerlang hingga melahirkan bahasa Arab yang kokoh dan memiliki
multi fungsi, setelah ditakdirkan
menjadi bahasa al-Qur'an.
Dalam Tulisan ini
penulis akan menelusuri lorong-lorong tentang bagaimana asal usul bahasa Arab
dan bagaimana proses pertumbuhannya dan pembagiannya hingga menjadi bahasa Arab
resmi.
Asal Usul Bahasa Arab
Jika kita berbicara tentang asal usul bahasa maka itu tidak lepas dari bangsa yang menuturkannya. Asal usul bahasa Arab
misalnya itu berasal dari penduduk asli Jazirah Arab dan merupakan salah satu
rumpun bahasa Semit yang tumbuh dan berkembang jauh sebelum agama Islam datang
dan mampu bertahan hingga kini seperti halnya bahasa Ibrani. Kemudian dalam perkembangannya melahirkan berbagai bahasa di antaranya bahasa
Akadiya, Kan'an Aramia. Arab dan Ethopia.
Bahasa Arab menurut para linguistik berasal dari ras
manusia dan rumpun bangsa yang mempunyai peran besar dalam sejarah peradaban
kuno yakni bahasa Semit kemudian keturunan mereka berpindah tempat meninggalkan
tanah airnya dan menetap di lembah sungai Tigris
dan Euphart sehingga membentuk rumpun bahasa dan bangsa baru.Termasuk di dalamnya bahasa Ibrani
Pergumulan antar bahasa, saling berinteraksi dan
mendominasi. Oleh karena itu Max Muller dan Bunsen mengelompokkan bahasa
menjadi 3 rumpun yaitu: rumpun bahasa Indo-Eropa, Semit, dan Turania.
Terfokus pada bahasa Semit, maka bahasa Semit dibagi
kepada dua bagian yaitu: bagian Utara
terdiri dari bahasa Akkadia, bahasa Babilonia, bahasa Kan'an dan
bahasa Aramiah sedangkan bagian Selatan
terdiri dari bahasa Arab, bahasa Yunani dan bahasa-bahasa Ethopia.
Lewat pembahasan ini, telah diketahui bahwa bahasa Arab berasal dari rumpun
bahasa Semit (Semetik Language/samiyah).
Berbicara tentang bahasa, maka tidak lepas dari bangsa
yang menuturkannya. Menurut sejarah, bahwa bangsa Arab seperti halnya bangsa
Aria, Pinikiah, Ibrani, Yaman, Babilonia dan bangsa-bangsa yang terdapat di sekitarnya
itu berasal dari satu bangsa yang disebut bangsa al-Samaniyyun.Sedangkan bangsa Semit (al-Samaniyyun) adalah bangsa yang berasal dari
garis keturunan Nabi Nuh yang bernama Sam Ibn Nuh. Yang kemudian dalam
perkembangannya melahirkan berbagai bangsa dan bahasa, di antaranya bangsa
Akkadia, Kan'an, Aram,
Arab dan Ethopiah.Dari sini dapat dipahami bahwa sebenarnya bahasa-bahasa yang telah dikemukakan
itu berasal dari satu bahasa yang dituturkan dari satu keturunan .
Dalam perkembangan bahasa Semit, muncullah bangsa
Akkadia sebagai rumpun bangsa Semit dianggap sebagai bangsa dan bahasa yang tertua
dari rumpun Semit yang terditeksi dalam catatan sejarah. Bangsa ini mendiami
wilayah lembah sungai Tigris Euphrat yang lebih dikenal dengan Mesopotamia
kira-kira 3000 tahun SM. Kata Akkadia berasal dari nama Ibukota Akkad.Bangsa Akkadia biasa pula disebut dengan bangsa Babilonia dan Assuriyah,
kedua bangsa tersebut mempergunakan bahasa Akkadia.
Bahasa Aramiyah dan bahasa Kan'aniyah dipergunakan
oleh bangsa Finikiyah dan Arabiyyah dan selanjutnya muncul pula bahasa Arab,
bahasa Yaman kuno, dan bahasa Habsyi.Dengan demikian, tidaklah mengherankan jika terlihat adanya persamaan-persamaan
dalam bahasa mereka. Hanya saja menurut para peneliti,sangat sulit untuk dibuktikan karena kita tidak mengetahui bahasa-bahasa yang
telah disebutkan sebelumnya kecuali terbatas pada bahasa Arab saja.
Di antara sekian rumpun bahasa Semit yang telah
dikemukakan bahwa semuanya telah punah ditelan oleh dinamika perjalanan umat
manusia yang telah melewati ribuan tahun,
yang tersisa hanyalah bahasa Arab yang sekaligus memberi pengaruh yang cukup
besar dalam sejarah peradaban umat manusia, terutama disaat memasuki abad VI
Masehi.
Sejarah menunjukan, bahwa proses bahasa Arab menjadi
suatu bahasa yang berdiri sendiri melalui proses yang cukup lama. Proses
pertama, dengan pemisahan salah satu keturunan bangsa Semit yang mengembara
ke wilayah jazirah yang bertujuan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Proses kedua, terbentuknya kebudayaan lain yang sudah berbeda dengan
bangsa pertama yang akhirnya tercipta alat komunikasi yang tampak berbeda
dengan bahasa aslinya.
Jika kembali kepada sejarah pembentukan bahasa maka
akan dikemukakan suatu proses yang sangat panjang selama berabad-abad. Kata
yang satu mungkin saja tidak terpakai lagi dan selanjutnya hilang dan
digantikan oleh kata baru, seperti halnya kita di Indonesia apakah itu serapan atau
terbentuk dari proses perbedaan dialek di antara bangsa atau suku penutur
bahasa Arab. Sebagai hasil proses perkembangan bahasa maka dapat dilihat
kekuatan bahasa Arab Fusha yang berkembang hingga sekarang ini.
Pertumbuhan dan Perkembangan Bahasa Arab
Sebagaimana
dijelaskan sebelumnya, bahwa bahasa Arab adalah salah satu bahasa yang termasuk
rumpun bahasa Semit yang berdiam di sebelah selatan, tepatnya di wilayah Irak,dengan demikian, hubungan antara bahasa Arab dan Semit sangat kuat.
Untuk
dapat mengetahui bahasa Arab sebelum datangnya agama Kristen, para peneliti
tidak dapat menemukan gambaran yang jelas, karena tidak ada bukti dokumentasi
yang tertulis berupa teks-teks yang bisa
diperoleh pada masa tersebut. Teks tertua yang ditemukan adalah sesudah abad ke
III Masehi.Akibat kelangkaan teks-teks Arab telah menyebabkan meluasnya buta huruf (ummiyah)
di kalangan bangsa Arab sebelum datangnya Islam.
Menurut
Ali Abd al-Wahid Wafiy, informasi yang sempat terekam dalam sejarah dan sampai
kepada kita tentang sejarah bahasa Arab adalah temuan dari prasasti tentang
Arab Baidah yang diperkirakan hidup pada abad pertama sebelum masehi, sedangkan
Arab Baqiyah informasi yang ditemukan nanti setelah abad kelima masehi.
Sehingga periodesasi pertumbuhan bahasa Arab sangat sulit untuk dilacak.
Hal
yang senada dikemukakan oleh Anwar G. Chejne, bahwa data bahasa Arab secara
tertulis masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain,
sehingga periodesasi bahasa Arab dan kesusastraannya hanya terbatas pada masa
jahiliyah, masa munculnya Islam yang dibawa oleh Muhammad Saw, masa Khulafauh
Rasyidin bani Umayyah, masa bani
Abbasiyah, dan periode modern.Adapun yang diperpegangi para ahli, tentang perkembangan bahasa Arab pada masa
pra Islam (jahiliyah) adalah nukilan puisi-puisi yang dikembangkan pada
zaman tersebut yang dipindahkan dari generasi-kegenerasi selanjutnya.
Dalam
pembagian bahasa Arab terbagi dua kelompok besar yaitu; Arab Baidah dan Arab
Baqiyah.
1. Bahasa arab Baidah
Bahasa
Arab Baidah bisa juga disebut dengan Arabiyah al-Nuqusy, karena
informasi tentang bahasa ini hanya diperoleh melalui tulisan pada lempengan
batu. Bahasa Arab Baidah dituturkan oleh orang Arab yang berdomisili di sebelah
utara Hijaz yang berdekatan dengan bangsa Aramiah dengan masing-masing dialeknya.
Adapun
dialek yang digunakan terdiri dari tiga yaitu;
a.
Lihyaniyah yaitu dialek yang dinisbahkan dari nama kabilah atau suku Lihyan
yang tinggal dibagian utara daerah Hijas beberapa abad sebelum masehi. Sayang
informasi yang akurat tentang kabilah ini belum bisa terditeksi oleh sejarah
b.
Samudiyah yaitu dialek yang dinisbahkan dari nama kabilah atau suku Samud
sebagaimana yang kisahkan di dalam al-Qur'an al-Karim secara ringkas. Suku ini
diperkirakan mendiami wilayah antara Hijaz dan Nejed dekat Damaskus,
prasastinya dalam bahasa Samud kira-kira abad ketiga dan keempat masehi.
c.
Safawiyah, adapun informasi tentang suku ini juga diperoleh melalui prasasti yang
penulisannya diperkirakan antara abad ketiga dan keenam masehi.
Demikianlah
ketiga dialek tersebut yang termasuk bagian dari bahasa Arab Baidah. Karena
adanya saling interaksi para penutur bahasa, maka bahasa Arab Baidah mempunyai
kemiripan dengan bahasa Aramiyah juga mempunyai kemiripan dengan bahasa Arab,
dan aksara yang mereka gunakan adalah Numar, zabat dan Hauran.Semua yang termasuk dalam kategori Arab Baidah ini lenyap oleh dominasi Arab
Baqiyah.
2.Bahasa Arab Baqiyah
Bahasa
Arab Baqiyah adalah bahasa yang dipergunakan secara mutlak oleh bangsa Arab
(orang-orang Arab) baik dalam tulisan, karangan kesusastraan dan sebagainya, seperti
yang ada sekarang ini. Dan secara langsung dapat kita saksikan dalam al-Qur'an
dan al-Hadits.
Bahasa
Arab Baqiyah ini tumbuh dan berkembang di negeri Nejed dan Hijaz. Kemudian
tersebar luas ke sebagian besar negeri Semit dan Hamit.Dari sinilah timbul dialek. Dialek yang dipergunakan di masa kini di negeri Hijas,
Nejed, Yaman dan daerah sekitarnya seperti Emirat arab,
Palestina, Yordania, Syiria, Libanon, Irak, Kuait, Mesir, Sudan, Libia, al-Jazair,
dan Maroko.
Bahasa
Arab Baqiyah terbagi kepada dua bagian,yaitu;
a. Al-Arab al-Aribah, mereka itu berasal dari Qahtan.
Bani qathan dengan dua suku induknya, Kahlan dan Himyar
mendirikan Himyar dan Tababi'at. Disebut dalam al-Qur'an "Tabba".
Selain itu mereka pulalah mendirikan kerajaan Saba'
kira-kira abad ke- 8 SM. Bani Qahtan inilah yang memerintah semenanjung Arabiyah
sesudah al-Arab al-Baidah.
b. Al-Arab al-Musta Ribah keturunan nabi
Ismail, mereka kemudian terkenal dengan nama "bani Adnan",
suku inilah yang merebut kekuasaan bani Qahtan. Bani Adnan tingal di Hijaz,
Nejed dan Tihamah. Bani ini mempunyai empat suku induk yaitu Rabi'ah,
Mudhar, Iyad dan Anmar. Dari kabilah Adhan ini lahirlah beberapa kabilah,
di antaranya Lahillah, kabila bani Kinanah yang selanjutnya melahirkan
kabilah Quraisy.
Setelah
seluruh semenanjung Arabiyah tunduk di bawah kekuasaan Islam, barulah pasukan
Islam mencoba melakukan ekspansi ke daerah-daerah diluar dan dimulai pada zaman
khalifah pertama Abu Bakar Assidiq dan
diteruskan khalifah berikutnya. Mereka menaklukkan Syiriya (Syam)
Irak, Mesir, Sudan, Maroko, (Maghribi), Damaskus dan Palestina,
semenjak itu bahasa Arab menjadi bahasa resmi di daerah itu.
Tersebarnya
bahasa Arab Baqiyah tidak lepas dari pengaruh dan perang Islam pada saat itu yang melakukan perluasan wilayah.
Tunduknya wilayah tersebut memungkinkan bahasa Arab Baqiyah dipelajari,
apalagi bagi kaum muslimin yang inti ajarannya ditulis dengan bahasa Arab
(al-Qur'an). Fakta inilah yang menyebabkan bahasa Arab Baqiyah bertahan
sampai sekarang.
Melacak
historis bahasa Arab Baqiyah kapan munculnya tidak diketahui secara pasti
karena data yang menjelaskan hal itu baik tulisan-tulisan prasasti ataupun
dalam bentuk lain tidak ada.
Peninggalan
yang menjelaskan keberadaan bahasa Arab Baqiyah yaitu adab jahiliah ini
berupa peninggalan sastra yang berasal dari sekelompok penyair-penyair masa jahiliah
beserta pula cendikiawan (hukama) dan orator-oratornya. Tetapi
peninggalan itu tidak dikumpulkan dan ditulis kecuali pada abad-abad pertama
Islam. Menurut para ahli, bahasa Arab tumbuh dan berkembang pada abad ke 5
masehi.Hal ini terjadi karena kebiasaan orang-orang Arab lebih mengandalkan hafalannya,
dan keterampilan menulis belum menjadi tradisi.
Setelah
datangnya Islam bahasa Arab berkembang terus dan baru mengalami kemunduran
sampai dengan jatuhnya kota Bagdad ketangan bangsa Tartar di bawah
pimpinan cucu Khulagu Khan pada tahun 1258 M.kemudian bahasa menemukan jati dirinya kembali setelah masa kejayaan
bangsa-bangsa Turki sampai datangnya masa Arab Modern pada abad ke 19 Masehi.
Kesimpulan
Dari pemaparan singkat di atas maka penulis dapat membuat end blok
sebagai esensi pembahasan untuk dianalisa lebih lanjut. Yaitu
Bahasa
Arab berasal dari bahasa Semit kemudian membentuk bahasa-bahasa lain setelah
terpisah dari induknya. Bahasa Semit mulai terpecah-pecah setelah terpublikasi
kedaerah-daerah lainnya seperti Babilonia, Assiriyah, Ibrani, Aramiyah, Arab
dan Etopiah. Mungkin karena proses evolusi yang sangat panjang menjadikan
bahasa itu berubah sedikit demi sedikit, tanpa dirasakan oleh pemakainya. Dan
ditepis oleh bahasa lain yang berinteraksi kemudian dijadikan sebagai bahasa
yang tersosialisasi.
Bahasa
Arab yang yang mewilayahi Hijaz dan Nejed mempunyai dua kelompok bahasa yaitu
bahasa Arab Baidah dan bahasa Arab Baqiyah. Bahasa Arab Baidah sudah punah
ditelan oleh Zaman, sedangkan bahasa Arab Baqiyah masih bertahan dan
dipublikasikan sampai sekarang.
Muda-mudahan makalah ini
dapat merangsang para ilmuan linguisti, sejarahwan dan pemikir muslim untuk
bersama-sama memelihara kelestarian bahasa yang masih dalam posisi buritan
menuju posisi yang gemilang. Karena sebuah bencana sejarah bila suatu umat
merasa bahagia hidup dimasa lampau tetapi gagal berurusan dengan masalah
kekinian. Padahal umat Islan harus eksis kini dan di sini, dan bahagian nanti
dan di sana.
0 komentar:
Posting Komentar